Senin, 06 Januari 2014

Bismillah,, Tergelitik peringatan dari seorang teman berhari-hari yang lalu ketika kebosanan menulis itu menjadi sosok besar yang menutupi diriku. Kata beliau, "saya dulu akhirnya mau menulis karena melihat tulisanmu.." ehm.. benarkah. tapi memang benar semua orang seharusnya menulis untuk membantu mengingat kembali apa yang ia baca, membantunya berbicara, dan sekali lagi membuatnya tidak terlalu banyak berceloteh. membuatnya rapi terstruktur walau terkadang emosi pun meluap luap. ayo sekarang mencoba menulis lagi.. apa saja...

Kamis, 30 September 2010

ANTROPOLOGI HUKUM DAN FUNGSINYA DALAM PEMBANGUNANANTROPOLOGI HUKUM DAN FUNGSINYA DALAM PEMBANGUNAN

PENDAHULUAN
Antropologi hokum adalah studi ilmiah tentang hokum dengan pendekatan ilmu social. Antropologi hokum secara keilmuan tidak mungkin dibatasi oeh diferensiasi seperti hokum Negara dan hokum adat atau hokum public dan hokum privat. Antropologi hokum berkaitan dengan hokum dalam masyarakat,antar hubungan serta interdependensi berbagai bentuk normative serta lembaga-lembaga serta hubungan-hubungannya dengan perilaku, manusialah yang merupakan tema pusat dalam antropologi hokum.
Dalam kajian antropologi, obyek antropologi adalah manusia. Manusia yang berkumpul dan melakukan interaksi social yang asosiatif membentuk sebuah komunitas yang disebut masyarakat. Menurut Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakat inilah yang menghasilkan kebudayaan yang terus berkembang dari zaman dulu hingga sekarang. Masing masyarakat melakukan pembangunan dengan pengaruh budaya masyarakat tersebut.
Antropologi hokum juga memiliki peranan penting dalam pembangunan Indonesia seutuhnya. Hal ini dikarenakan urgensi pembangunan Indonesia secara utuh merupakan salah satu jalan dimana bangsa ini dapat keluar dari keterpurukan. Berikut ada tiga aspek pembangunan yang membutuhkan peranan antropologi hokum dalam sebuah pembangunan seutuhnya bangsa ini, tidak hanya fisik tapi juga mental: pembangunan identitas, pembangunan integritas dan pembangunan kredibilitas.

FUNGSI ANTROPOLOGI HUKUM DALAM PEMBANGUNAN

Dalam kuliah perdana Pengantar Antropologi Hukum FH Universitas Brawijaya yang diasuh oleh bapak Muktiono, Antropologi hokum membahas keterkaitan hokum dan budaya sehingga memposisikan hokum sebagai artefak dari kebudayaan manusia dalam sebuah peradaban. Pembangunan merupakan karakterisktik sebuah peradaban dimana pembangunan terpengaruh oleh budaya manusia.
Hokum pun memiliki fungsi dan peranan penting dalam sebuah pembangunan. Hokum berfungsi sebagai alat rekayasa social, salah satunya. Pembentukan sebuah instrument hokum dalam suatu negara oleh aparat pemerintahan khususnya legislative dan eksekutif haruslah mengarah pada pembentukan budaya masyarakat. Hal ini dibutuhkan dalam rangka melakukan pembangunan sepenuhnya negara Indonesia pada khususnya.
Menurut Drs. H.Subrata ada tiga konsep yang harus dibangun agar sesuatu negara lebih stabil dalam arti keseluruhanya yaitu membangun Identitas Nasional (National Identity), Integritas Nasional (National Integrity), dan Kredibilitas Nasional (National Credibility). Di bidang identitas nasional, budaya disebut sebagai parameter identitas nasional harus didefinisikan sebagai totalitas dari segala sikap, tingkah laku, perbuatan manusia. Kalau budaya hanya diartikan sempit seolah-olah budaya itu hanya berkesenian saja maka menjadi tidak tepat. Dan disebut totalitas yang benar bukan sekedar apa yang kita lihat di televisi atau di jalan seperti fashion, rambut dan lainnya, tapi adalah bagaimana citra kita sebagai bangsa.
Kedua, mengenai pembangunan integritas nasional (national integrity). Berdasarkan data yang ada, bangsa kita ini memiliki 17.506 pulau setelah dikurangi pulau Sipadan dan Ligitan. Sedangkan suku bangsa ada 318 suku. Dan 524 bahasa-bahasa daerah atau dialek yang sangat berbeda. Permasalahannya adalah masyarakat belum begitu menyadari bahwa keragaman suku, budaya, bahasa, pulau dan lainnya itu merupakan kekayaan yang tidak terhingga dan sesungguhnya harus merupakan suatu potensi persatuan dan kesatuan. Banyak sebenarnya nilai-nilai integritas yang dulu pernah diukir pelaku-pelaku sejarah negeri ini, kalau direnungkan dan dilanjutkan akan menjadikan bangsa ini bangsa besar sehingga disegani karena memiliki integritas yang menyatu. Walaupun dulunya, terpecah-pecah dimana ada Yong Java, Yong Sumatera, Yong Ambon dan sebagainya namun kemudian bisa bersatu di bawah satu ikatan batin yaitu Bangsa Indonesia.
Ketiga terkait dengan pembangunan kredibilitas, walaupun identitas dan integritas sudah dimiliki suatu bangsa, tapi kalau kredibilitas tidak ada, itu sama saja tak berarti. Maka, agar para investor masuk ke republik ini tidak bisa hanya mengundang atau keliling ke beberapa negara dengan mengatakan ‘silahkan investasi di negara kami’. Tapi semuanya harus dimulai dari dalam negeri sendiri. Buktikan dulu bahwa negara ini stabil, potensial, tidak ada KKN, tidak ada hal-hal yang membuat ‘high cost’ ekonomi, walau sekecil apapun. Dan harus dibuktikan bahwa usaha kecil menengah dan koperasilah jadi idola perekonomian bangsa ini. Dengan begitu, investor akan tertarik dan masuk dengan sendirinya ke negeri ini.
Sebuah realita bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki bergam suku,agama,ras yang terhimpun menjadi satu dalam sebuah pemerintahan negara Indonesia. Tidak menutup kemungkinan dalam berjalannya pembangunan secara fisik akan timbul konflik antar masyarakat. Dengan begitu Antropologi di dalam masyarakat berperan sebagai peneliti tentang keanekaragaman masyarakat. Suku bangsa yang dapat digunakan untuk ilmu itu sendiri (pengembangan metode ilmiah), juga sebagai dasar untuk mengambil kebijakan pembangunan yang dapat memecahkan masalah – masalah social di dalam masyarakat.
Antropologi hokum membantu untuk mempertahankan hokum dalam mengatur pembangunan atas negara ini secara utuh, baik fisik maupun mental, dengan memberikan sebuah kajian yang analitis terkait dengan budaya manusia atau masyarakat yang diatur oleh hokum.
Pembangunan identitas sebenarnya dapat direkayasa melalui pembentukan sebuah instrument hokum yang memaksa anggota masyarakat untuk dapat memahami sebuah identitas bangsa dalam jangka panjang. Tapi untuk mendapatkan sebuah instrument hukum yang dapat bertahan hingga tujuan tersebut tercapai bahkan dapat membuat budaya baru dalam masyarakat, pembuat instrument hokum tersebut haruslah memahami karakteristik masyarakat dimana hokum tersebut akan diterapkan dalam suatu kurun waktu tertentu. Misalnya masyarakat Jakarta yang sangat beragam dan kebanyakan pendatang. Maka perlu sebuah kajian yang matang dari secara antropologis terkait kebudayaan masyarakat urban sehingga hokum yang diterapkan bias benar-benar efektif.
Pembangunan identitas ini dapat dikaitkan dengan pendidikan mengenai kebudayaan bangsa yang secara kontinyu diberikan kepada siswa maupun masyarakat. Karakteristik masyarakat Indonesia terkadang ialah jika tidak dipaksa dan kurang menguntungkan untuk diri dalam jangka pendek maka akan sulit masyarakat menerima sebuah perbaikan yang telah dirancang oleh pemerintah. Oleh karena itu, perlu adanya sedikit paksaan dalam menanamkan pendidikan kebudayaan bangsa sebagai salah satu upaya pembangunan identitas bangsa dengan membuat peraturan yang mengatur tentang kewajiban masyarakat untuk mempelajarinya
Kemudian mengenai pembangunan integritas. Integritas itu muncul saat masing-masing manusia antar anggota masyarakat merasakan sebuah keterikatan dalam satu kesatuan. Masing-masing merasa memiliki satu sama lain. Melalui antropologi hokum dan kajiannya secara historis diketahui bahwa ada beberapa hal yang sebenarnya dapat membuat rakyat Indonesia begitu bersatu pada zaman dahulu. Begitu pula bagaimana kedudukan masing-masing kebudayaan suku dan daerah menimbulkan sebuah toleransi antara masyarakt sehingga integritas dapat dicapai. Serta menjadikan itu semua sebagai bahan dalam pemerintah maupun siapa saja menganalisis instrument hokum yang berkaitan dan mengambil langkah pengamanan agar pembangunan integrtas dapat tercapai.
Selanjutnya ialah pembangunan kredibilitas. Kredibilitas berhubungan erat dengan stabilnya peranan hokum dalam sebuah aktivitas social. Misalnya perbankan, jika suatu negara tidak memiliki sebuah regulasi yang memadai atas aktivitas perbankannya maka nasabah ataupun investor tidak akan mempercayai kinerja perbankan negara ini. Citra negara pun akan semakin buruk di mata internasional sehingga parahnya negara tersebut akan menjadi negara yang tertinggal. Antropologi hokum pun dapat menjadi pisau analisis dalam memperbaiki kredibilitas kita disesuaikan dengan kondisi bangsa dan kondisi masyarakt diluar bangsa ini yang nantinya akan bersinggungan dengan aktivitas bangsa ini.

PENUTUP
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa antropologi hokum memiliki fungsi dan peranan yang besar dalam pembangunan khususnya pembangunan bangsa seutuhnya. Sehingga dalam pembentukan instrument hokum yang menunjang pembangunan, hokum dapat diterapkan secara efektif karena sesuai dengan kebudayaan masyarakat. Dan selanjutnya perjalanan pembangunan akan lebih efektif dengan bantuan Antropologi hokum untuk mendapatkan sebuah analisis kebudayaan masyarakat sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai.

Antropologi Hukum: Sebuah Bunga Rampai; T.O Ihromi Penyunting: 2003;
Pengantar ilmu Antropologi; Koentjaraningrat; 2002;hal 146
www.tokohindonesia.com, diakses tanggal 30 September 2010
www.tokohindonesia.com, diakses tanggal 30 September 2010; dikemukakan oleh Drs. H.Subrata, M.H
gurusosiologiman.blogspot.com, diakses tanggal 30 September 2010

alhamdulillah .. aku bangun tidur..

ayo kembali beraktifitas.. sebarkan manfaat...

Jumat, 10 April 2009

Gerah..

jumat yang panas ini semakin membuatku gerah
menulis, ya mencoba menulis
baca ini itu
ahh..gerah
kucoba lagi, perlahan..
tetap saja..
Ya Allah maafkan aku..
aku mengeluh sejak tadi..
harusnya aku tak boleh menyerah..
aku ingin bisa menulis..
seperti teman-temanku, kakak-kakakku, atau yang lainnya.

menulis bagi mereka adalah sebuah kesenangan
Kau pun ajarkan itu pada kasih-MU
tapi entah kenapa aku lebih suka bicara
itu lebih mudah dan menyenangkan..
tapi aku tak boleh mnyerah.
menulis membutuhkan kemauan yang keras dan istiqomah
seperti namaku...

semoga aku bisa se-istiqomah namaku..
amin

Selasa, 17 Maret 2009

Hampir setahun sudah..

Hampir setahun sudah...

kakiku menjejak tanah kota orang

yang perlahan-lahan ku cintai..

tapi tak bisa aku mencintainya seperti rumahku..

bukan seperti itu..

sudahlah..

Allah punya rencana lain dalam hidupku..

yang pasti lebih baikl..

dari apa yang aku kira..

Alhamdulillah..

Sabtu, 05 April 2008

Hari-Hari Penantian

hari peperangan akan datang menghampiri
hari itu bukan hanya ujian dari dunia saja
tetapi juga ujian bagi keimanan

saat kau merasa waktu begitu sempit bagimu
maka, sudahkah kau pastikan keikhlasan mu pada Allah?
ingatlah
jual beli yang tak kan pernah rugi adalah jual beli dengan Allah

Senin, 07 Januari 2008

K U N T U M

KUNTUM

Merekah di pucuk embun
Mahligaikan kupu-kupu diatas harumnya
Menunduk malu di belaian angin
Warnanya harumnya
Semerbak pesonakan jiwa-jiwa dalam pencarian

Siapakah yang berhak menyentuh indahnya
Keindahan pancaran iman
Disertai tetes kemilau penjagaan atas kesucian
Derai tangis di setiap tahajud-nya
Lagi-lagi pesonakan jiiwa-jiwa dalam pencarian

Tidak!! Jangan kau sentuh dengan tangan kotormu!!
Berhaklah hanya hati yang putih
Yang bisa buatnya semakin mekar dan mewangi
Bukan engkau yang berwajah muram
Tanpa dzikir di hati dan amal di tangan

Demi Tuhan...
Kau dapat layukannya, rusakannya
Hanya dengan lisanmu
Hanya dengan fikirmu
Jelaslah kau tak pantas bersanding dengan kuntum
Yang kilaunya biaskan keindahan surgawi

Pergi!!! Pergi!!!
Dan jangan kembali sebelum
putihnya cahaya selimuti wajahmu